Tujuan Pengendalian Internal Menurut Ahli COSO

Pengendalian internal dalam suatu perusahaan dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai dan penyelewengan dapat dihindari Dalam pengendalian aktivitas perusahaan yang telah dilakukan oleh suatu unit usaha dalam hal yang menghasilkan sesuatu dapat dibandingkan dengan apa yang telah dihasilkan. Dengan adanya suatu perencanaan kita dapat mengetahui apakah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan telah dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan memuaskan sesuai dengan waktu pekerjaan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan mapun dengan komputer. Berdasarkan definisi sistem pengendalian intern yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya maka tujuan pengendalian internal adalah membantu perusahaan mencapai tujuan sesuai dengan yang direncanakan dengan berbagai kegiatan pengendalian yang ditetapkan yang dapat menekan terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

 

Tujuan pengendalian internal menurut COSO

Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) Internal Control berguna untuk membantu manajemen untuk mencapai tujuan utamanya. Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas Dewan Komisaris, jajaran Manajemen dan seluruh pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar  terhadap perncapaian tujuan perusahaan yaitu :
  • Keandalan pelaporan keuangan.
  • Efektivitas dan efisiensi operasi.
  • Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

 

Tujuan pengendalian internal menurut para ahli

Menurut para ahli, tujuan pengendalian internal tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu; pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif (internal administrative control). Pengendalian akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian dan pengendalian intern, yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Berikut ini adalah beberapa tujuan pengendalian internal menurut para ahli akuntansi dan keuangan yang ada di Indonesia, antara lain :
 
Menurut Handoko (2002:366): Tujuan pengendalian sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan (Handoko, 2002:366).

Menurut Baridwan (2001:13) pengendalian intern yang baik akan berguna untuk: 1) Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi, 2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, 3) Memajukan efisiensi dalam operasi, 4) Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen (Baridwan, 2001:13).

Menurut Warren Reeve Fess (2005: 227), pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa: 1) Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, 2) Informasi bisnis akurat, 3) Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan (Warren Reeve Fess, 2005: 227).

Dengan demikian kegiatan dalam perusahaan harus diarahkan untuk menjamin adanya koordinasi dan kontinuitas kegiatan dari perusahaan. Jadi secara umum pengendalian berarti mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya berupa : efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.


Tujuan pengendalian internal menurut mulyadi

Tujuan pengendalian internal adalah untuk memastikan apakah bawahannya telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan sistem dan prosedur sehingga terhindar dari kemungkinan adanya kecurangan. Dengan adanya pengendalian internal diharapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi agar diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada saat itu maupun pada masa yang akan datang. 

Menurut Mulyadi tujuan pengendalian intern adalah sebagai berikut :
Menjaga kekayaan organisasi. Harta milik perusahaan ada kemungkinan di salah gunakan atau dirusak kecuali jika dilindungi dengan baik. Pengamanan harta milik perusahaan meliputi pengawasan secara fisik maupun secara akuntansi. Pengamanan secara fisik dapat dilakukan dengan cara: 1) Penunjang tanggungjawab yang jelas kepada seseorang atau pengawasan fisik milik perusahaan 2) Harta perusahaan disimpan dengan cara yang cukup memadai 3) Penerimaan dan pengeluaran persediaan harus berdasarkan otorisasi dari pihak berwenang. Pengawasan secara akuntansi adalah pengaman harta kekayaan yang memadai, dimana hanya transaksi yang satu dapat memasuki sistem dan prosedur ini dirancang sedemikian rupa mampu menyaring setiap transaksi yang terjadi. 4) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Didalam menjalankan tugasnya manajer perlu memahami informasi yang cermat, tepat dan dapat dipercaya. Pengawasan intern di pandang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan intern akuntansi yang diteliti handal. Data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan, maka ketelitian dan data akuntansi yang menginformasikan pertanggung jawaban penggunaan harta perusahaan. 5)Mendorong efisiensi Pengawasan intern dalam perusahaan ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau setidak-tidaknya dapat mencerminkan terjadinya pemborosan sumber daya yang tidak efisien

Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Untuk mencapai tujuan, manajer mengadakan prosedur atau aturan pelaksanaan. System pengawasan intern dimaksudkan untuk meyakinkan manajer bahwa semua prosedur yang telah di gariskan dengan mudah dapat diprediksi dan diidentifikasi serta manajer dapat dengan mudah melaksanakan tindakan pengesahan dan perbaikan dengan cepat dan tepat apabila terjadi penyimpangan.